Cari Artikel

Tuesday, January 14, 2020

Kisah Isra' dan Mi'raj Nabi Muhammad ﷺ (Bagian 1: Allah ﷻ menghibur Sang Nabi ﷺ )

Rasulullah ﷺ melakukan perjalanan malam (Isra) dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha dengan ditemani Malaikat Jibril menggunakan Buraq. Beliau tiba di Al-Aqsha dan menjadi imam shalat para nabi. Perjalanan ini beliau lakukan dengan ruh dan jasad sebagaimana pendapat yang paling kuat tentang hal ini. Peristiwa ini, merupakan bentuk kasih sayang Allah ﷻ kepada hamba-Nya. Allah menghibur sang Nabi di kala sang Nabi baru saja kehilangan dua sosok yang beliau cintai, yaitu istri beliau, Khadijah dan paman beliau, Abu Thalib. Maka saat-saat itu pun dikenal pula dengan tahun kesedihan.

Kendaraan buraq diikat di salah satu tiang masjid. Ada juga yang mengatakan buraq turun di Bethlehem, namun hal ini tidak benar. 

Pada malam itu juga, Rasul diangkat (Mi'raj) dari Baitul Maqdis menuju langit ketujuh (samaud dunya). Malaikat Jibril membukakan tabir, maka terbukalah. Rasulullah melihat bapak manusia, Nabi Adam. Beliau  ﷺ mengucapkan salam kepadanya. Nabi Adam pun menjawab salam beliau, menyambut dan mengakui kenabiannya.

Allah ﷻ memperlihatkan  ruh-ruh yang berbahagia dari keturunan Nabi Adam di sebelah kanan, dan memperlihatkan juga ruh-ruh yang menderita di sebelah kirinya. 

Setelah itu, beliau naik ke langit kedua. Beliau melihat Nabi Yahya dan Nabi Isa. Beliau melanjutkan perjalanan naik ke langit ketiga. Disana, beliau melihat Nabi Yusuf. Di langit keempat, beliau melihat Nabi Idris. Setelah itu, beliau naik ke langit kelima dan bertemu Nabi Harun. 

Di langit keenam, beliau melihat Nabi Musa. Ketika menemuinya Nabi Musa menangis. Beliau bertanya, "Mengapa engkau menangis?" Nabi Musa menjawab, "Aku menangis karena ada seseorang yang diutus menjadi Nabi setelahku, umatnya masuk surga lebih banyak dibandingkan umatku."

Beliau naik kembali ke langit ketujuh dan bertemu Nabi Ibrahim. Akhirnya beliau diangkat ke sidratul muntaha kemudian naik kembali ke al-bait al-ma'mur hingga tiba di singgasana Arsyur Rahman, Allah ﷻ; mendekat kepada-Nya; begitu dekat. Jaraknya dua busur panah atau lebih dekat lagi. Karena itu, diwahyukan kepada hamba-Nya apa yang seharusnya diwahyukan.

Bersambung... 

Oleh: Admin, Sungai Rengas, 14 Januari 2020

No comments:

Post a Comment