Cari Artikel

Sunday, January 27, 2019

Saat Berharga Bersama Anak

Ada saat-saat berharga dimana orangtua dapat mengajarkan banyak hal kepada anak. Ada saat-saat rutin seperti makan dan bermain. Ada juga kejadian besar seperti saat berpergian. Saat-saat tersebut dapat dijadikan wasilah bagi orangtua untuk menanamkan keimanan dan akhlak mulia pada anak.

Pendidikan pada momentum tertentu memiliki pengaruh yang besar pada jiwa dan pikiran anak. Sebab peristiwa kaya akan pemahaman dan tak terbatas pada satu hal saja. Momentum tertentu juga membuka pintu dialog antara guru dan murid yang bisa mengarah pada pengembangan ide dan pengetahuan yang dimiliki anak.

MEMANFAATKAN SAAT - SAAT BERSAMA ANAK SEBAGAI SARANA MENDIDIK

1. Saat Makan
Makan bersama keluarga merupakan salah satu momentum yang sangat berharga. Pada saat itu anak dapat leluasa bercerita tentang apa yang dialami sehingga hubungan orangtua dan anak terjalin baik dan orangtua dapat mengetahui kondisi anak-anaknya. Bagi orangtua, saat makan juga bisa dimanfaatkan untuk memberikan pengajaran karena semua anggota keluarga dalam kondisi rileks.

Pernah suatu kali Rasulullah makan bersama seorang anak dalam satu piring. Anak tersebut belum mengetahui bahwa ketika makan ada etika yang harus diperhatikan. Rasulullah kemudian mengajarkan etika makan yang baik. Hal ini diceritakan sendiri oleh si anak, yaitu Umar bin Abi Salamah. Ia bercerita, "Ketika aku masih kecil, aku pernah berada dipangkuan Rasulullah saat makan. Tanganku sering berpindah-pindah. lalu Rasulullah bersabda,

"Nak, ucapkanlah bismillah, makanlah dengan tangan kanan, dan ambillah yang dekat darimu". (HR. Ibnu Majah)

Sayangnya, saat ini jarang sekali keluarga yang mempraktikkan makan bersama keluarga kecuali pada saat-saat tertentu saja. Kalaupun makan dalam waktu yang bersamaan, mereka berada di tempat yang berbeda-beda atau berada dalam satu ruangan namun setiap anggota keluarga sibuk dengan gadgetnya masing-masing. Bila kita mampu merutinkan makan bersama seluruh anggota keluarga, setidaknya saat makan malam, sambil mengobrol ringan, insyaAllah banyak manfaat dan pelajaran yang bisa kita ambil.

2. Saat Ayah Pulang
Dahulu, para sahabat sering berkumpul bersama Nabi sampai tengah malam untuk membicarakan masalah umat. Meskipun begitu, sahabat tidak pernah menyia-nyiakan waktunya yang hanya sedikit untuk berkumpul bersama keluarga. Makan bersama, duduk bersama, menanyakan perkembangan anak-anaknya. 

Suatu ketika salah seorang sahabat terlambat pulang dan tidak sempat berkumpul dengan keluarga. ketika pulang, ia mendapati anak-anaknya sudah tertidur. Istrinya pun menghidangkan makanan, namun ia enggan karena merasa telah melalaikan anak-anak. Karena rasa bersalah, ia bersumpah tidak akan makan pada malam itu.

3. Saat Masuk Rumah
Anas bin Malik, salah seorang sahabat yang bekerja membantu Rasulullah pernah masuk ke rumah Nabi tanpa meminta izin terlebih dahulu. Karena itu, Rasulullah menasehatinya, "Nak, jangan masuk tanpa izin karena bisa saja di dalam terjadi sesuatu yang kamu tidak boleh tahu". (HR. Bukhari)

4. Saat Jalan-Jalan
Akhdar bib Muawiyah pernah berjalan bersama pamannya, Ma'qil bin Yasar. Saat itu mereka menemukan duri di tengah jalan dan Ma'qil memungutnya kemudian menyingkirkannya. Akhdar pun melakukan hal yang sama ketika menemukan duri. Ma'qil pun bertanya, "Nak, kenapa kamu melakukan itu?" Akhdar menjawab, "Paman aku melihatmu melakukannya maka aku pun menikutinya." Ma'qil berkata, "Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda,

"Siapa yang menyingkirkan duri dari jalan kaum muslimin, dicatat baginya sebagai kebaikan dan siapa yang kebaikannya diterima maka ia akan masuk surga". (HR. Thabrani).

5. Saat Naik Kendaraan
Abdullah bin Abbas berkata, "Pernah suatu hari aku diboncengkan oleh Nabi. Beliau bersabda kepadaku, Nak, aku ajarkan kaepadamu beberapa untaian kalimat:

"Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya kau dapati Dia dihadapanmu. Jika engkau hendak meminta, mintalah kepada Allah, dan jika engkau hendak memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah. Ketahuilah, seandainya seluruh umat bersatu untuk memberimu suatu keuntungan, maka hal itu tidak akan kamu peroleh selain dari apa yang telah Allah tetapkan untukmu. Dan andaipun mereka bersatu untuk melakukan sesuatu yang membahayakanmu, maka hal itu tidak akan membahayakanmu kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk dirimu, Pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering". (HR. Tirmidzi)

Memanfaatkan saat-saat di dalam kehidupan anak mempunyai pengaruh yang sangat besar. Meskipun momentum itu sederhana, akan melahirkan manfaat yang luar biasabila dimanfaatkan dengan sempurna. Sebaliknya, sebuah momentum besar tidak akan berfaedah bila tidak bisa memanfaatkannya. 

Sumber: Majalah Ar-Risalah, Edisi 188, Februari 2017, hal: 52 - 53

Saturday, January 26, 2019

Download Poster Sirah Nabi Muhammad ﷺ

Memahami sejarah panjang dakwah Rasulullah   yang penuh liku dan cobaan, merupakan salah satu cara meningkatkan keimanan kita kepada Allah dan Rasul-Nya. Berikut adalah poster perjalanan Nabi      yang telah diringkas dalam bentuk infografis yang informatif sekaligus menarik. Silahkan klik link Download dibawah ini untuk mendapatkan Poster Sirah Nabi  ﷺ dengan kualitas HD gratis.





Download Button

Agar Anak Berbakti

Fenomena durhaka kepada orangtua semakin hari semakin mengenaskan. Tak "sekadar" hardikan dan bantahan saat diperintah, bahkan seperti terjadi tak lama lalu, seorang anak tega membunuh orangtuanya hanya karena tidak dibelikan helm. Krisis bakti kepada orangtua ini harus segrea dicarikan jalan keluar. Sangat penting orangtua mendidik anak-anak agar berbakti kepada orangtua sejak mereka masih kecil. 

Allah memerintahkan seorang anak berbakti kepada kedua orangtua dalam surat Luqman ayat 14 dengan kalimat "wasiat" yang menunjukkan keharusan atau sesuatu yang tak boleh ditinggalkan. Allah berfirman:

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

"Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada orangtuanya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kalian kepada-Ku dan kepada kedua orangtuamu. Hanya kepada-Ku lah kalian kembali"

Lantasm apa saja yang bisa dilakukan agar anak-anak kita menjadi anak yang berbakti? Berikut beberapa caranya.

MENCERITAKAN PENGORBNAN ORANGTUA

Surat Luqman ayat 14 tersebut mengajarkan salah satu cara mendidik anak agar berbakti kepada orangtua. Allah mengajarkan kepada orangtua untuk menceritakan pengorbanan ibu yang telah mengandung, melahirkan, menyusui, dan mengasuhnya hingga besar. Nasihat pada anak tentang pengorbanan seorang ibu sebaiknya berasal dari ayah. Dengan begitu ayah bisa menceritakan tanpa merasa pamrih. Hal ini merupakan cara memberi pengaruh dengan menggugah emosional anak sehingga berdampak kuat terhadap perilaku.

Bakti anak kepada orangtua bukanlah balas jasa atas apa yang telah orangtua lakukan karena apa yang mereka lakukan masih jauh dari cukup bila dibandingkan dengan kepayahan dan kelelahan orangtua dalam mengandung, membesarkan dan mendidik sang anak hingga beranjak dewasa. 

MEMBERI TELADAN

Orangtua perlu memberi contoh kepada anaknya dalam hal berbakti lewat sikap mereka kepada orangtua. Dalam hadits disebutkan, Rasulullah bersabda:

"Berbaktilah kalian kepada orangtuamu, niscaya anak kalian akan berbakti kepada kalian". (HR. Hakim)

Seperti apa perlakukan kita pada orangtua, demikianlah yang akan terjadi dengan anak kita. Al-jaza' min jinsil amal, balasan itu tergantung dengan perbuatan. Orangtua yang berbuat baik kepada ayah dan ibunya akan mendapatkan perlakuan yang sama dari anaknya ketika usia senja. Seorang yang durhaka kepada orangtua akan melahirkan anak yang mendurhakainya. Maka, sebelum mengharap perilaku anak menjadi baik, perilaku bapak dan ibu kepada orangtuanya harus diperbaiki terlebih dahulu.

MENCERITAKAN KISAH ANAK-ANAK YANG BERBAKTI 

Salah satu cara mengajarkan tentang bakti pada orangtua ialah menceritakan kisah indah tentang birrul walidain. Ada banyak kisah tentang hal ini, misalnya; kisah tenatang tiga orang yang terjebak di dalam goa kemudian dibebaskan oleh Allah lantaran bakti salah satu dari mereka kepada orangtuanya; kisah Uwais al-Qarni, seorang tabi'in yang berbakti sehingga setiap doanya dikabulkan; kisah sahabat yang tak boleh berangkat jihad karena mengurus orangtuanya dan lain sebagainya. Atau kisah sedih para pendurhaka, seperti kisah Juraij.

MENANAMKAN ADAB 

Imam an-Nawawi menyebutkan satu hadits dalam kitabnya, al-Adzkar, "Nabi melihat seseorang bersama anaknya. Maka Nabi bertanya kepada anak tersebut, 'siapakah ini yang bersamamu?', Ia menjawab, 'Ayahku'. Lalu Nabi bersabda, 'jangan berjalan didepannya dan jangan membuatnya marah kepadamu. Jangan pula duduk di depannya dan jangan memanggil namanya langsung'."

Mengajarkan akhlak, sopan santun adalah kewajiban para orangtua. Imam Bukhari menyebutkan perkataan Walid bin Numair dalam al-Adabul Mufrad bahwa dahulu orang-orang shalih berkata, "kebaikan adalah berasal dari Allah sedangkan adab dan tata krama adalah berasal dari orangtua". Ketika orangtua tidak mengajarkan akhlak yang baik kepada anaknya besar kemungkinan sang anak akan berperilaku buruk kepada kedua orangtuanya.

BERDOA AGAR ANAKNYA MENJADI ANAK YANG BERBAKTI

Doa orangtua untuk anak-anaknya adalah doa yang mudah diijabah oleh Allah. Maka bila orangtua ingin anaknya menjadi anak yang shalih dan berbakti, doakan mereka. Rasulullah bersabda sebagimana yang disampaikan oleh Abu Hurairah,

"Tiga doa mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orangtua, doa orang yang berpergian (safar) dan doa orang yang dizholimi." (HR. Abu Dawud)

Salah satu doa yang termuat di dalam al-Qur'an adalah doa ibadurrahman yang memohon kepada Allah agar dikaruniai istri dan anak yang menyenangkan hati dengan keshalihan mereka dan kepatuhan mereka kepada orangtua. Allah berfirman, 

وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَاماً

"Dan orang-orang yang berkata" "Ya Rabb Kami, anugerahkanlah kepada kami, isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa." (Qs. Al-Furqan: 74)

Semoga Allah karuniakan kita anak yang shalih dan berbakti kepada orangtua.

Sumber: Majalah Ar-Risalah, Edisi 197, November 2017, hal. 52 - 53

Download Buku Mewarnai Seri-1 : Mobil Klasik


Berikut ini link download Buku Mewarnai Seri 1. InsyaAllah akan segera terbit seri-seri berikutnya.



Download Button

Apa Yang Perlu Dihafal Anak - Anak Kita?

Every child is genius. Setiap anak terlahir jenius. Anak yang memiliki kemampuan akal yang masih murni dan belum terbebani banyak pikiran. Usia kanak-kanak sering disebut sebagai golden age, usia emas, karena pada usia tersebut kemampuan menghafal anak lebih tinggi daripada orang dewasa. Apa yang dipelajari dan dihafal anak di waktu kecil juga akan membekas hingga ia dewasa. Kita ingat kisah Nabi Yusuf alaihissalam, beliau terpisah dari ayahnya sejak kecil ketika dimasukkan sumur oleh kakak-kakaknya. Namun, pelajaran iman dari sang ayah masih membekas hingga kelak beliau dewasa dan mendapat godaan dari seorang wanita bangsawan.

Kalau kita perhatikan mayoritas anak-anak kaum muslimin hari ini, rata-rata anak senang mendendangkan lagu, meniru iklan, dan menghafal nama-nama artis. Hanya sedikit dari mereka yang menggunakan potensi akalnya untuk sesuatu yang bermanfaat. Disinilah peran orangtua untuk mengarahkan dan membimbing anak-anaknya. Sebab, anak pada usia dini belum dapat menentukan apa yang baik (berguna) dan yang buruk (tidak berguna) bagi dirinya. 

Lantas, Apa Yang Perlu Kita Ajarkan Agar Dihafal Oleh Anak-Anak Kita?

1. Alquran
Rasulullah bersabda, "Barangsiapa membaca al-Qur'an, mengajarkannya, dan mengamalkannya maka pada hari kiamat akan dikenakan kepadanya mahkota yang terbuat dari cahaya. Sinarnya laksana sinar matahari. Orangtuanya akan diberi pakaian dari dua perhiasan yang tidak ada di dunia ini. Kedua orangtuanya bertanya, 'Sebab apa kami diberi pakaian ini?' Dijawab, 'Karena anak-anak kalian telah mengambil al-Qur'an'." (HR. Hakim)

Para sahabat dan orang-orang shalih terdahulu telah menghafal al-Qur'an sejak mereka masih kecil. Ibnu Abbas, seorang sahabat senior pernah menuturkan, "Rasulullah wafat sedangkan aku baru berusia 10 tahun. Aku telah membaca al-Qur'an".

Mush'ab bin Saad bin Abi Waqqash berkata, "Ketika ayahku mendengar hadits Rasulullah, 'Sebaik-baik kalian adalah yang belajar al-Qur'an dan mengajarkannya'." (HR. Ahmad). Ayahku mendudukkanku di hadapannya dan berkata, 'Mush'ab, bacalah al-Qur'an yang telah kamu hafal'."

Imam Asy-Syafii menuturkan, "Aku hafal al-Qur'an ketika usiaku tujuh tahun."

Sahl bin Abdulla at-tastari mengatakan, "Aku belajar al-Qur'an dan telah menghafalnya ketika usiaku enam atau tujuh tahun".

Seorang hakim yang berwibawa, Isa bin Miskin, setiap ba'da Ashar memanggil dua putrinya dan keponakannya untuk menghafal al-Qur'an.

2. Hadits
Orangtua dan guru hendaknya memilihkan hadits-hadits shahih yang pendek dan memiliki makna yang mudah dan selaras dengan masa kanak-kanak. Hasan bin Ali bin Abi Thalib pernah ditanya, "Apa yang telah engkau hafal dari Rasulullah?" Ia menjawab, "Aku hafal dari beliau:

"Tinggalkanlah apa yang meragukanmu untuk beralih kepada yang tidak meragukanmu. Sesungguhnya kejujuran adalah ketenangan sedangkan kedustaan adalah keragu-raguan." (HR. Tirmidzi)

3. Do'a dan Dzikir
Orangtua perlu mengajarkan doa dan dzikir terkait dengan amal keseharian sang anak untuk mereka hafalkan. Misalnya doa makan, doa masuk WC, doa ketika hendak tidur dan bangun tidur, doa naik kendaraan, bacaan shalat, dan doa-doa penting lainnya. 

Diantara cara yang paling efektif adalah memberikan teladan sehingga anak melihat dan mendengar langsung orang dewasa melafalkannya di waktu-waktu tertentu secara terus menerus.

Doa yang diajarkan oleh Rasulullah kepada Ibnu Abbas kecil ketika hendak makan, "Samillah, ucapkanlah basmallah..." terus terngiang di telinga Ibnu Abbas hingga ia tak pernah meninggalkan pesan tersebut. 

Bagi para orangtua, anak adalah amanah. Kelak kita akan ditanya perihal mereka di hari Kiamat. Bila kita mendidik mereka untuk menjadi baik maka ia akan menjadi penyokong amal kebaikan kita hingga kita tiada. Rasulullah bersabda bahwa bila seorang meninggal, terputuslah amalnya kecuali tiga hal, diantaranya anak shalih yang mendoakannya. Wallahu a'lam.

Sumber: Majalah Ar-Risalah, Edisi 189, Maret 2017, hal. 52-53

Friday, January 25, 2019

Anak, Teman Dalam Menjalankan Ketaatan

Di suatu malam saat Abu Yazid al-Basthani hendak bangun untuk shalat tahajud di pertengahan malam, tak lama anaknya yang masih belia ikut bangun di sampingnya. Abu Yazid yang merasa kasihan karena pagi masih lama dan malam itu sangat dingin, ia berkata kepada anaknya, "Anakku, kembalilah tidur sementara pagi masih lama" Anaknya menjawab, "Mengapa bapak bangun di tengah malam seperti ini?" Abu Yazid membalas, "Aku ingin menunaikan suatu ketaatan yaitu shalat malam."

Lalu anaknya yang belia menimpali sembari membaca,

إِنَّ رَبَّكَ يَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُومُ أَدْنَى مِنْ ثُلُثَيِ اللَّيْلِ وَنِصْفَهُ وَثُلُثَهُ وَطَائِفَةٌ مِنَ الَّذِينَ مَعَكَ

"Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (shalat) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu"

"Aku hafal ayat ini wahai bapak, siapakah maksud orang-orang yang menyertai Nabi dalam shalat malamnya?"

Abu Yazid menjawab, "mereka adalah para sahabat Nabi." Kemudian anaknya berkata, "Bila demikian, jangan larang aku untuk menjadi sahabat yang menemanimu dalam ketaatan kepada Allah."

Abu Yazid bingung untuk menjawab dan memberi keringanan pada anaknya agar tidak ikut bangun malam. Ia pun berkata, "Wahai anakku, kamu masih sangat belia, kamu juga belum baligh, lanjtkan saja tidurmu." Dengan motivasi yang tinggi anaknya menyela, "Wahai bapak, bukankah ketika ibu menyalakan tungku, ia gunakan kayu-kayu bakar kecil untuk menyalakan kayu bakar yang besar?" Maka aku takut bila di hari kiamat nanti, Allah memberiku adzab terlebih dahulu sebelum orang lain bila aku meremehkan ketaatan pada-Nya".

Mendengar pernyataan anaknya, Abu Yazid terperanjak dan seketika ingat akan pedihnya adzab neraka, lalu berkata, "Bila demikian, bangunlah anakku. Sesungguhnya engkau lebih berhak mendapat ampunan Allah daripada aku".

(Muhammad as-Shadiq Husain, Min Qashashis Salaf)

Sumber: Majalah Islam Ar-Risalah, Edisi 198, Desember 2017 hal. 63

Melamun, Baik atau Buruk?


Oleh: Pravissi Shanti, M.Psi. (Psikolog, Dosen UNM)

Beberapa waktu yang lalu, adaseorang Bunda yang datang berkonsultasi mengenai anaknya yang suka melamun. Kebiasaan melamun ini tampaknya sudah cukup mengganggu, karena saat pembagian rapor, guru Ananda menceritakan bahwa Ananda sering melamun di kelas dan berakibat pada turunnya performa akademik Ananda.

Sebenarnya, kebiasaan melamun itu baik atau buruk ya, Bunda? Secara psikologis, melamun merupakan bagian dari perkembangan Ananda, yaitu terkait perkembangan kognitifnya. Anak yang melamun menunjukkan perkembangan positif pada kemampuan berimajinasi. Jadi, sebenarnya melamun ini merupakan hal yang positif. Ananda yang suka melamun memiliki kemampuan imajinasi yang tinggi, yang terkait dengan kemampuan problem solving dan kemampuan berpikir abstrak. Hanya saja, apabila kegiatan melamun ini dilakukan secara berlebihan, tentunya akan berimbas pula pada perkembangan anak lainnya.

Lalu, apa yang harus dilakukan saat anak melamun?

Pertama, pahami terlebih dahulu bahwa melamun merupakan hal yang wajar, terutama saat anak memasuki usia 7 tahun ke atas. Semakin mendekati usia remaja, frekuensi melamun biasanya mengalami peningkatan. Hal ini terutama terjadi pada anak perempuan. Penyebabnya adalah anak perempuan yang memasuki usia pubertas cenderung lebih banyak melakukan aktifitas di dalam ruangan, karena adanya perkembangan fisik yang membuat anak perempuan semakin enggan untuk melakukan permainan atau kegiatan fisik di luar ruangan.

Kedua, ajak anak untuk mengobroldan menceritakan apa yang dia lamunkan. Dengan demikian, Bunda memiliki gambaran terkait hal-hal yang dipikirkan oleh Ananda. Apakah hal itu termasuk hal yang mengganggu secara emosional, misalnya dia melamunkan hal lain yang lebih ringan seperti mainan, jalan cerita film kartun yang dia lihat, dan lain sebagainya.

Ketiga, apabila frekuensi melamun ini dirasa cukup mengganggu, berikanlah Ananda kesibukan. Ada kalanya melamun dilakukan karena anak merasa jenuh dan bosan. Cari tahu hal-hal apa saja yang menarik minat Ananda, dan ajaklah Ananda melakukan kegiatan lain untuk mengalihkan perhatiannya.

Keempat, ajaklah Ananda memahami kenapa kegiatan melamunini boleh dilakukan, tetapi tidak sampai mengganggu aktifitas lain, misalnya di sekolah.

Sumber: Majalah Hadila, Edisi 128, Februari 2018 hal. 21

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SDIT Darul Ihsan Tahun Pelajaran 2019 / 2020


Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Alhamdulillah, segala puji senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah ﷻ atas segala nikmat dan karunia-Nya serta tidak lupa shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada qudwah kita baginda Nabi Muhammad ﷺ beserta para keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.


Kegiatan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) khususnya kelas 1 Sekolah Dasar (SD)  merupakan kegiatan tahunan yang dilaksanakan untuk mengisi formasi siswa kelas 1 di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Darul Ihsan Pontianak Barat sebagai realisasi layanan pendidikan dan mensukseskan Program Wajib Belajar 9 Tahun.

Jadwal Pendaftaran PPDB dimulai dari tanggal 14 Januari hingga 28 Februari 2019. Adapun persyaratannya adalah sebagai berikut:

1.     Calon siswa berusia minimal 6 tahun pada Juli 2019
2.     Mengisi formulir pendaftaran
3.     Melengkapi berkas berkas lainnya seperti:
·        Fotokopi Kartu Keluarga
·        Fotokopi Akta Kelahiran
·        Fotokopi KTP Kedua Orangtua

·        Pas Foto berukuran 3 x 4 sebanyak 2 lembar

Formulir pendaftaran bisa didapatkan di sekretariat PPDB di SDIT Darul Ihsan Pontianak, Jl. Apel dengan biaya pendaftaran sebesar Rp 100.000,- / anak.

Demikian informasi terkait PPDB 2019/2020 yang dapai kami sampaikan. Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi panitia di no. WA 0896-9334-4552 (Ust. Wahyudi,S.Pd.I)

Wassalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

email: darulihsan.sdit2011@gmail.com
facebook: Sdit Darul Ihsan
instagram: @sditdarulihsan
youtube: Darul Ihsan





Profil SDIT Darul Ihsan Pontianak


Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Alhamdulillah, segala puji senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah atas segala nikmat dan karunia-Nya serta tidak lupa shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada qudwah kita baginda Nabi Muhammad ﷺ beserta para keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.

SDIT (Sekolah Dasar Islam Terpadu) Darul Ihsan adalah sekolah dasar yang terletak di jalan Apel, Kecamatan Pontianak Barat, Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. SDIT Darul Ihsan telah berdiri sejak tanggal 26 Mei 2011 berdasarkan SK Pendirian nomor: 421-9/02/BP2T/DIKNAS/R-1/2011. Saat ini SDIT Darul Ihsan dikepalai oleh Ust. Uqbah, S.Pd.I yang juga merupakan kepala sekolah ke-empat sejak berdirinya sekolah ini. Sebelumnya SDIT Darul Ihsan pernah dikepalai oleh Ust. Hanggha Prayoga, M.Pd., lalu dilanjutkan oleh Ust. Bustami, M.Pd. dan terakhir oleh Ust. Abdul Rahman, S.Pd.I. Alhamdulillah pada tahun 2018 SDIT Darul Ihsan mendapat predikat akreditasi "B" dengan jumlah nilai sebesar 87. 

SDIT Darul Ihsan Pontianak memiliki visi dan misi sebagai berikut:
1.      Visi    : Terwujudnya lulusan SDIT Darul Ihsan sebagai insan terdidik yang islami
2.      Misi   :
a.       Mengedepankan nilai-nilai syar’I di setiap proses pembelajaran
b.      Mewujudkan lingkungan sekolah yang Islami, Komunikatif, Kreatif, dan Inovatif
c.       Membiasakan diri berinteraksi dengan Al-Qur’an (Menghafal dan Membaca)
d.      Menjalin kemitraan dengan masyarakat untuk mewujudkan visi dan misi

Adapun kurikulum yang digunakan di SDIT Darul Ihsan adalah kurikulum KTSP dan K-13 serta kurikulum khas sekolah dasar islam terpadu yang berlandaskan Al-Quran dan As-Sunnah. Program unggulan yang dimiliki oleh SDIT Darul Ihsan Pontianak adalah program hafalan quran dengan target hafalan sebanyak 3 juz (juz 30, 29, dan 28). Ekstrakurikuler yang ditawarkan di SDIT Darul Ihsan adalah Pencak Silat, Atletik, Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Program lainnya yang ada di SDIT Darul Ihsan adalah Outing Class, Mabit (Malam Bina Iman dan Taqwa), Market Day, Pesantren Ramadhan, Mentoring dan lain sebagainya. Khusus bagi orang tua siswa, SDIT Darul Ihsan juga menyelenggarakan kajian rutin orangtua dengan tujuan agar terjalin silaturahmi yang lebih dalam antara orangtua siswa dan pihak sekolah.  

Demikian profil singkat SDIT Darul Ihsan Pontianak. Wassalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

email: darulihsan.sdit2011@gmail.com
facebook: Sdit Darul Ihsan
instagram: @sditdarulihsan
youtube: Darul Ihsan