Cari Artikel

Saturday, February 9, 2019

Krisis Akhlak Yang Melanda Anak Anak Kita

Beberapa kali kita sempat mendengar dan melihat kasus pelecehan yang dilakukan oleh seorang atau beberapa siswa terhadap gurunya diberbagai media, baik media cetak maupun media elektronik. Parahnya, pelecehan tersebut banyak terjadi di lingkungan pendidikan itu sendiri. Lingkungan yang mana setiap kita berharap anak-anak yang kita titipkan disana akan menjadi "orang". Namun bagaikan bertepuk sebelah tangan, harapan tersebut tak benar-benar terjadi seperti yang diinginkan. Sungguh amat disayangkan dalam beberapa kasus lingkungan ini malah jadi ajang pembullyan terhadap guru-guru mereka. Sebut saja kasus yang terjadi di SMK di Kendal pada hari Kamis (8/11/2018). Walaupun Kepala Sekolah tersebut telah mengklarifikasi serta membantah adanya pemukulan dan hanya merupakan guyonan atau candaan siswa kepada gurunya. Kepala Sekolah juga telah memanggil para orangtua dari siswa yang terlibat di video pembullyan tersebut. 

Beberapa siswa SMK di Kendal membully gurunya dengan alasan bercanda
Berikut video klarifikasi Kepala Sekolah SMK NU 3 Kaliwungu Kendal


Dalam kasus ini Menteri Pendidikan, Bapak Muhajir Efendi juga memberikan komentar terkait peristiwa tersebut. Dalam sebuah wawancara, Menteri Pendidikan mengatakan hubungan antara guru dan siswa harus dijaga dengan baik. Bahkan ketika bercanda, Menteri Pendidikan mengatakan bahwa guru jangan sampai kehilangan wibawanya karena guru adalah teladan dan panutan bagi seluruh siswanya. 

Bagai jamur di musim hujan. Kasus-kasus semacamnya terus terjadi seakan tiada solusi yang ditawarkan agar peristiwa pelecehan terhadap guru tidak terjadi lagi. Berikut beberapa kasus yang amat membuat hati kita teriris-iris:

1. Guru yang dibunuh oleh siswanya lantaran tidak terima pipinya dicoret tinta saat ia tertidur di kelas. Kejadian ini terjadi di SMA Negeri Torjun 1, Kabupaten Sampang, Jawa Timur. 

Seorang guru musik yang dibunuh oleh siswanya
2. Siswa SMP menantang Kepala Sekolahnya berkelahi.   

Tidak tahu masalah apa yang terjadi, namun siswa ini terus menantang
Kepala Sekolahnya sendiri untuk berkelahi
3. Seorang bocah SD memaki dan memukul gurunya. Siswa ini diajak oleh gurunya ke ruang guru untuk dinasehati. Bukannya menurut, sang bocah malah memukul gurunya dan menyebut gurunya sendiri dengan "monyet"

sang bocah terus memukul dan memaki gurunya
4. Foto siswi SMP yang berpose seolah-olah mengajak gurunya berkelahi. 


Sumber: 

Peristiwa-peristiwa yang menyayat hati diatas mengundang mantan Ketua MK, Prof. mahfud MD untuk berkomentar. Beliau mengatakan, "Orientasi pendidikan kita supaya dikawal betul kearah pendidikan sebagaimana telah tertuang dalam Pasal 31 UUD 1945 bahwa membangun sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara," Menurut pakar hukum tata negara itu, perlunya penguatan akhlak dan budi pekerti untuk membentengi anak-anak generasi muda. Peran orang tua, tokoh masyarakat, dan pondok pesantren, sangat dibutuhkan dalam membangun mentalitas pendidikan sejak dini.

"Banyak anak didik sekarang kurang menghormati kepada orang tua dan guru, ini tantangan bagi kita kedepan, apalagi tergerusnya era globalisasi yang tergelincir dari akar budaya bangsanya, sekarang ini perang proksi saling merusak mental generasi bangsa," ujarnya.

Lantas, Apa sebenarnya masalah yang kita hadapi sehingga siswa-siswa kita menjadi kurang ajar terhadap gurunya sendiri dan bagaimana solusinya? 

Menurut Abdul Mu’ti, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah mengatakan bahwa pendidikan itu bukan hanya memberikan ilmu secara mentah-mentah ke anak-anak, melainkan juga mendidik untuk membangun karakter seorang anak menjadi lebih baik. Dia menjelaskan, pendidikan yang dimaksud termasuk saling menghormati antarmanusia.

"Pendidikan itu bukan hanya transfer of knowledge dan transfer of skill, bukan soal gimana kita berikan ilmu ke seseorang. Tapi yang paling penting sesuai dengan UU nasional kita adalah proses di mana kita bangun karakter dan peradaban bangsa. Karakter itu menghormati sesama Indonesia dan menghormati gurunya, gitu," papar Abdul.


Abdul juga meminta pemerintah mengevaluasi sistem mengajar di Indonesia. Dia menyarankan agar pemerintah menekankan tentang pendidikan karakter dan akhlak.

"Karena itu perlu ada kita evaluasi dari sistem pendidikan, di mana kita perlu menekankan aspek karakter dan pembangunan akhlak serta budaya dan peradaban utama," katanya.


Diolah dari berbagai sumber.

Thursday, February 7, 2019

Download Murottal Syeikh Abdullah al-Juhani


Download Murottal 30 Juz dari Syeikh Abdullah al-Juhani Gratis.

Bangkit dan Runtuhnya Suatu Negeri Karena Akhlak

Oleh: Bustami, M.Pd. (Dosen Pendidikan Agama Islam)

Begitu banyak tantangan-tantangan yang kita hadapi saat ini, seperti; orang – orang yang tidak lagi memiliki rasa malu untuk menyampaikan kebohongan (berita HOAX), saling menjatuhkan demi sebuah kedudukan dan perpolitikan, sehingga konsentrasi dalam penjagaan silaturrahmi sesama tidak lagi diperhatikan. Tentu ini merupakan kemerosotan akhlak yang senantiasa terus hadir diantara kita, yang tidak mungkin kita anggap biasa-biasa saja dan memerlukan upaya-upaya untuk menghilangkannya dengan pendekatan-pendekatan yang diajarkan dalam agama Islam.

Akhlak tidaklah seperti  kekayaan materi yang pada titik tertentu kita merasa cukup atau kita bisa menunjukanya kepada orang lain. Tapi akhlak lebih berharga dan lebih bermakna dari sekadar kekayaan di dunia. Islam sebagai agama rahmat dan kelembutan juga menuntut agar setiap pemeluknya memiliki akhlak yang mulia. Sebagaimana apa yang dikatakan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kebaikan seorang muslim itu terdapat pada akhlaknya “ Rasulullah tidak pernah berbuat keji dan tidak pula menyuruh berbuat keji, sesungguhnya sebaik-baik kalian adalah yang paling mulia ahlaknya”.

Akhlak merupakan dimensi yang begitu penting terhadap diri/individu seseorang bahkan umat beragama, berbangsa dan bernegara. Ketika pemimpin suatu negeri buruk akhlaknya bisa dipastikan rakyatnya ikutan menjadi buruk, Rasulullah telah mencontohkan bagaimana sebuah negara dibangun dari memperbaiki akhlak, bukan tidak mungkin apabila kita memulai dari diri kita, keluarga kita sendiri, orang-orang akan mengikuti perangai ini.

Sejenak mari kita melihat kebelakang sejarah umat ini, ketika akhlak mulia menjadi tumpuan utama dan dipegang erat kejayaan akan didapatkan dengan mudah. Sebagaimana yang dialami pada masa  kepemimpinan sahabat-sahabat mulia seperti; Abu bakar Ash Shiddiq, Umar Ibnul Khatab, Utsman Bin Affan, dan Ali Ibnu Thalib Radhiallahu anhum. Kemenangan demi kemenagan diraih kaum muslimin, wilayah dan kekuasaan pun semakin meluas dari ujung timur hingga ujung barat. Kemudian kepemimpinan ini dilanjutkan oleh pemimpin-pemimpin berahlak mulia seperti; Umar Bin Abdul Aziz, Harrun Ar Rasyid dan lain-lain.

Setelah era tersebut , kaum muslimin mulai disibukkan dengan urusannya masing-masing, perselisihan dan perpecahan mulai terjadi, maka hilanglah kekuatan mereka. Sedikit demi sedikit hingga wilayah kekuasaan kaum muslimin semakin sempit. Pada akhir kekhilafaan dinasti Abasyiah, mereka dikuasai oleh bangsa Tartar dan Andalusia, kemudian imperium itu jatuh setelah rakyat dan para pemimpinnya rusak akhlaknya dan memperturutkan hawa nafsu mereka terhadap dunia, tentu ini semua merupakan ancaman yang 1400 tahun yang lalu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengatakan ‘’Tiga perkara yang membinaskan adalah, pelit, memperturutkan hawa nafsu, dan bangga terhadap diri sendiri” (HR Muslim).

Akhlak Alkarimah bukan hanya terbatas untuk kaum muslimin saja, tapi berlaku untuk semua umat. Bangsa Romawi tidaklah runtuh kecuali karena moral dan kelakuan mereka rusak. Runtuhnya Uni Soviet karena morat-maritnya akhlak dan begitu besar ambisi terhadap materi duniawi. Tidak dipungkiri, rusaknya moral dan rendahnya nilai keadilan serta kemanusiaan di negara-negara barat menjadi indikasi akan runtuhnya hegemoni mereka sebentar lagi.

Rasulullah membina para sahabat dengan akhlak. Agama Islam bisa diterima dikalangan masyarakat jahiliyah tak lain kerena kelembutan akhlak beliau, tidak ada yang beliau andalkan kecuali sifat beliau yang lembut, jujur dan penuh kesopanan. Beliau pernah menjadi penengah suku Aus dan Khazraj di Madinah. Allah menjadikan umat ini mulia bukan hanya karena keimanan dan ketaatan mereka, akan tetapi karena akhlak dan kelembutan yang dimiliki oleh tiap-tiap pemeluknya, Sebagaimana yang Allah katakan “kalian adalah sebaik-baik umat yang Allah jadikan diantara umat lainnya. Kalian menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar” Ma’ruf bermakna setiap perilaku baik, adapun Mungkar adalah segala bentuk perilaku yang buruk, sehingga akhlak adalah pondasi kokoh tiap muslim seharusnya yang dimiliki.

Bagi kita sebagai umat yang berharap maghfirah dan ampunannya, hendaklah selalu menjaga dan memperhatikan akhlak kita. Semoga dengan itu semua kemenangan dan kejayaan yang sudah lama kita nantikan akan segera datang. Jangan sampai kita lengah sehingga kita tidak beramal soleh dan berakhlak karima. Sebab hal yang kita anggap remeh, disitu ada kebaikan yang merupakan akhlak muslim yang agung, sebagaimana apa yang katakan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam "senyummu untuk saudaramu itu sedekah". Kamu mengajak kepada yang baik dan mencegah dari yang buruk itu sedekah. Kamu menunjukan jalan pada orang yang tersesat itu sedekah, kamu menuntun orang buta agar sampai pada tujuannya itu sedekah, kamu menyingkirkan batu, duri, dan tulang dari jalan adalah sedekah, kamu menumpahkan air dari embermu ke ember saudramu itu juga sedekah bagimu.”

Wallahu a'lam….(Pontianak 4, februari 2019 :Bustami)

Wednesday, February 6, 2019

Ust. Adi Hidayat, Lc., MA. │Mendidik Anak Secara Islami

Video kajian Ust. Adi Hidyat, Lc.,MA. dengan tema Mendidik Anak Secara Islami. Selamat menyaksikan.



Pendidikan Agama dalam Keluarga

Oleh : Bustami, M.Pd. (Dosen Pendidikan Agama Islam)

Dalam Islam penyemaian dan penanaman benih rasa beragama dimulai sejak pertemuan ibu dan bapak yang membuahkan janin dalam kandungan, yang dimulai dengan doa kepada Allah Ta’ala sampai kepada pengharapan, agar janinnya kelak lahir dan dan tumbuh menjadi anak yang shaleh/ shalihah.

Begitu anak lahir, dibisikkan ketelinganya kalimat adzan dan iqamah, dengan harapan kalimat-kalimat thayyibah merupakan kalimat pertama yang diterimanya, kemudian seruan adzan berulang kali di dengarnya setiap waktu shalat tiba. Kata-kata thayyibah dan kata-kata  lainnya yang berisikan jiwa agama, akan sering didengar oleh ananda melalui orang tuanya terutama ibunya, waktu disusukan, dimandikan, ditidurkan dan diganti pakaian oleh ibunya. Ia mendengar kalimat thayyibah ketika sedang memperoleh kebutuhan pokoknya, tentunya pengalaman seperti ini akan ia dapatkan secara terus menerus disetiap harinya sehingga pengalaman ini juga akan memberikan dampak positif yang menyuburkan rasa agama didalam jiwa anak dan akan tetap hidup didalam jiwanya. Jika ia melihat bapak/ibunya shalat, ia pun menyerap apa yang dilihatnya itu, lebih-lebih lagi jika disertai dengan kata-kata yang bernafaskan agama.

Setelah ananda dapat berjalan pada umur setahun bahkan lebih, barangkali anak akan mulai meniru ibu dan bapaknya shalat, berdoa dan mengucapkan kata-kata yang ditirunya. Segera pula bagi ibu yang mengerti untuk membuatkannya mukena (sarung kecil untuk anak perempuan), sarung dan peci untuk anak laki-laki. Ananda pun ikut shalat berjamaah sesuai dengan kemampuannya. Kegembiraan akan terpancar dari raut wajah ananda, apabila ia ikut sahalat bersama ibu dan bapaknya dengan memakai pakaian shalat yang dibuatkan oleh ibunya. Ia pun diajak pergi ke masjid oleh orang tuanya dan duduk  pada shaf bersama orang tuanya. Pengalaman itu semua merupakan pendidikan agama yang paling mendasar dalam jiwa ananda.

Agama bukan hanya ibadah saja. Agama mengatur seluruh aspek kehidupan. Semua penampilan ibu dan bapak dalam kehidupan sehari-hari yang disaksikan dan dialami oleh anak bernafaskan agama, disamping latihan dan pembiasaan tentang agama perlu dilaksanakan sejak anak masih kecil, sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan jiwanya. Apabila anak tidak mendapatkan pendidikan, latihan dan pembiasaan keagamaan waktu kecilnya, ia akan besar acuh tak acuh terhadap agama bahkan anti terhadap agama.

Fitrah kebertuhanan telah ada sejak anak berada di dalam kandungan, ketika anak sudah lahir ke dunia, fitrah tersebut semakin kuat dan anak pun semakin tahu tentang Tuhan melalui ucapan orang tuanya dan akan dibawanya sampai ia dewasa. Oleh karena itu orang tua harus hati-hati menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang Tuhan atau pokok-pokok keimanan lainya, jika orang tua salah menjawab atau menjelaskannya, maka konsep agama yang salah itu akan tumbuh dan berkembang dalam jiwa anak nantinya.

Dalam memperkenalkan sifat-sifat Allah Ta’ala kepada anak hendaklah didahulukan sifat-sifat Allah yang mendekatkan hatinya kepada Allah, misalnya Maha Penyayang, Maha Pengasih, Maha Pemurah, Maha Adil dan sebagainya pada umur anak yang belum mencapai 12 tahun.

Perlu diketahui, bahwa kualitas hubungan anak dan orang tuanya, akan mempengaruhi keyakinan keberagamaannya dikemudian hari. Apabila ia merasa disayang dan diperlakukan adil maka ia akan meniru orang tuanya dan menyerap agama dan nilai-nilai yang dianut oleh orang tuanya. Dan jika yang terjadi sebaliknya, maka ia akan menjauhi apa yang diharapkan orang tuanya, mungkin ia tidak akan mau melaksanakan ajaran agama dalam hidupnya, anti terhadap agama bahkan sampai kepada penolakan terhadap agama.

Tidak semua orang tua terutama ibu, mampu mengajarkan dan memahamkan agama kepada anak-anaknya. Tugas pemberian pelajaran dan pengetahuan tentang agama yang lebih luas dan beragam adalah guru agama disekolahnya. Tetapi, yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan agama pada anak disekolah bukan hanya guru agama. Guru lainnya atau pegawai yang ada hubungannya dengan anak, akan memberikan pengaruh kepada anak. Begitu juga iklim yang terdapat disekolah. Semakin kecil umur si anak, semakin besar pengaruh guru terhadap anak.

Dewasa ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa kemudahan hidup, baik handphone canggih yang terkoneksi dengaan jaringan internet sehingga bisa menjadi tontonan maupun televisi yang merambah masuk kerumah-rumah diseluruh plosok tanah air mulai dari kota sampai ke desa, maka apapun yang ditayangkan oleh alat-alat canggih tersebut dapat disaksikan oleh anak-anak yang masih dibawah umur bahkan kadang-kadang bayi pun ikut menyaksikannya. Sungguh besar pengaruh kecanggihan teknologi tersebut dalam pembentukan keperibadian anak. Si anak akan menyerap apa yang disaksikannya lewat layar kaca yang ada dirumahnya, matanya melihat dan menangkap apa yang ditayangkan dan telinganya mendengar sekaligus menyerap apa yang diucapkan oleh pemeran-pemeran dalam tontonan tersebut. Semuanya itu akan terserap oleh anak dan menjadi unsur-unsur di dalam pribadinya yang sedang dalam proses pertumbuhan, dalam hal ini orang tua harus bijak, dan mampu menyaring, mengawasi, dan mengontrol mana yang bisa memberikan pengaruh positif dan mana yang dapat memberikan pengaruh negatif bagi Si Anak.

Semoga kita semua sebagai orang tua saat ini benar-benar dalam memberikan pendidikan keagamaan kepada anak, jika kita salah dalam mendidiknya, maka bahayanya tidak menimpa ia saja, akan tetapi akan mengenai banyak orang, masyarakat bahkan akan berpengaruh terhadap generasi berikutnya. 

Wallahu a'lam.

Pontianak, 20 Januari 2019 (Bustami)


Tuesday, February 5, 2019

Saturday, February 2, 2019

Serunya Outing Class (Day 2)

SDIT Darul Ihsan melaksanakan Outing Class hari kedua pada hari Rabu tanggal 30 Januari 2019. Pada hari kedua ini, siswa yang berangkat adalah siswa dari kelas 4 hingga kelas 6. Kali ini dua bis  Dinas Perhubungan Kota Pontianak telah disiapkan untuk memberangkatkan mereka semua. Perjalanan pun dimulai. Tempat pertama yang dikunjungi ialah Taman Alun Kapuas. Udara pagi yang segar serta cuaca yang tidak terlalu panas (karena mendung) menambah semangat anak-anak untuk memulai kegiatan pada hari itu. Karena masih sangat pagi, siswa SDIT Darul Ihsan memulai kegiatan dengan pemanasan dan senam kecil. 

siswi akhwat melakukan pemanasan

ini bukan dihukum ya, tapi lagi pemanasan. hehe..

Selain pemanasan jasmani, siswa SDIT Darul Ihsan juga memulai hari dengan pemanasan ruhani alias murojo'ah ayat-ayat suci al-Qur'an.

para siswa sedang murojo'ah bersama Ust. Rahman 

Setelah pemanasan baik jasmani dan ruhani selesai, siswa SDIT Darul Ihsan kemudian melanjutkan perjalanan dengan mengelilingi Taman Alun Kapuas sambil merenungi dan memperhatikan keadaan sekitar. Yuk langsuang aja kita lihat foto-foto kegiatannya. 


salah satu cara mengikat ilmu adalah dengan menulis
melihat kesibukan warga Pontianak dari tepi sungai kapuas

kelompok ikhwan mengamati keadaan sekitar
setelah cukup lama berkeliling, saatnya istirahat
sambil menikmati pemandangan sekitar
Setelah puas berkeliling di Taman Alun Kapuas Kota Pontianak, saatnya melanjutkan perjalanan menuju UPTD Pusat IPTEK dan Bahasa Kota Pontianak yang berada di Gedung Pontianak Convention Center. Seperti hari kemarin siswa SDIT Darul Ihsan akan mengenal sains lebih dekat dan lebih menarik. Yuk kita lihat ngapain aja mereka. 

seorang siswa mencoba mendirkan 14 paku diatas 1 paku

Wah.. bisa berdiri semua di atas 1 paku. Kok bisa ya??
siswi akhwat sedang menonton bagaimana proses terjadinya Tsunami

Bola Bumi yang melayang 

Seorang siswa mencoba membuat gelombang Tsunami

beberapa siswi mengamati air yang dapat ditembakkan
dengan alat kompressor

Serunya Outing Class!!

Penyerahan Piagam dari UPTD Pusat IPTEK dan Bahasa Kota Pontianak
kepada Kepala SDIT Darul Ihsan, Ust. Uqbah
Kegiatan Outing Class hari ini pun diakhiri dengan penyerahan bingkisan dan piagam penghargaan dari SDIT Darul Ihsan kepada pihak UPTD Pusat IPTEK dan Bahasa Kota Pontianak. Terima kasih banyak kami sampaikan telah bersedia menerima kami sebagai tamu disana. Semoga di kesempatan lain dapat berada disini kembali. 

Serunya Outing Class (Day 1)

Outing Class merupakan kegiatan belajar diluar sekolah yang rutin dilaksanakan oleh siswa SDIT Darul Ihsan setiap satu kali dalam tiap semester. Kali ini Outing Class dilaksanakan mulai dari tanggal 29 - 30 Januari 2019. Dia hari pertama, siswa yang berangkat adalah siswa kelas 1 sampai kelas 3. Seluruh siswa berangkat bersama-sama menggunakan Bis dari Dinas Perhubungan Kota Pontianak. Sebanayak empat buah bis telah disiapkan untuk kegiatan hari ini. Perjalanan pun dimulai. 

Tempat pertama yang dikunjungi oleh siswa SDIT Darul Ihsan Pontianak adalah UPTD Pusat IPTEK dan Bahasa Kota Pontianak yang berada di Pontianak Convention Center. Disini siswa  diajak untuk mengenal lebih dekat tentang Sains dengan cara yang menarik sekali. Pertama, mereka diajak untuk melakukan percobaan sederhana menggunakan balon. Balon tersebut kemudian ditusuk menggunakan tusuk sate dan jarum. Namun, balon tersebut tidak pecah.

Siswa melakukan percobaan dengan sebuah balon
Di tempat lain siswi akhwat, diajak menonton video video sains. Salah satunya adalah video tentang bagaimana perkembangan di dalam sebuah telur ayam hingga akhirnya menetas.   

siswi akhwat menonton video sains
Setelah kegiatan pertama selesai, para siswa SDIT Darul Ihsan langsung diajak untuk melihat seluruh alat peraga sains yang terdapat di UPTD Pusat IPTEK dan Bahasa Kota Pontianak. Langsung di cek aja yuk foto-fotonya!

seorang siswa mencoba "Generator Van de Graff"

wah.. duduk di atas paku. sakit gak ya??

hati-hati.. jangan sampai bunyi...

Bola Bumi nya kok bisa melayang gitu.. :o
Keseruan yang terjadi di Pusat IPTEK dan Bahasa Kota Pontianak tak habis-habisnya hingga tanpa sadar sudah waktunya untuk meninggalkan tempat yang penuh pengetahuan itu. Mudah-mudahan lain waktu bisa kembali kesini lagi ya teman-teman. Setelah ini siswa SDIT Darul Ihsan melanjutkan perjalanan untuk mengunjungi Museum Kalimantan Barat. 


Karena di dalam Museum cukup gelap, maka dokumentasi yang didapat tidak begitu baik. Walaupun begitu seluruh siswa sangat antusias melihat berbagai macam benda-benda bersejarah yang terdapat di Museum Kalimantam Barat. 

Nah, setelah dari Museum, kini saat nya siswa SDIT Darul Ihsan harus kembali ke sekolah untuk dijemput oleh orangtua masing-masing. Kegiatan Outing Class hari pertama pun berakhir.