Menyayangi dan bersikap ramah terhadap anak merupakan akhlak Rasulullah ﷺ. Beliau sebagai teladan teragung dan pendidik pertama. Beliau adalah orang yang paling baik akhlaknya. Allah ﷻ berfirman tentang diri beliau:
وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ
"Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur." (Al-Qalam: 4)
Rasulullah ﷺ sendiri telah bersabda:
"Barangsiapa terhalang dari kasih sayang, maka ia terhalang dari kebaikan seluruhnya." (HR. Muslim, No. 2592)
Beliau juga bersabda:
"Barangsiapa tidak mengasoho, maka ia tidak akan dikasihi." (HR. Bukhari, No. 5997)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata, "Seorang laki-laki datang menghadap Nabi ﷺ bersama seorang anak, ia mendekap anak itu. Rasulullah ﷺ bertanya, "Apakah kamu menyayanginya?" Laki-laki itu menjawab, "Ya." Beliau bersabda, "Allah lebih sayang terhadapnya daripada kamu, Dialah Yang Maha Penyayang." (HR. Bukhari)
Diriwayatkan dari Anas bin Malik, ia berkata, "Seorang perempuan datang menemui Aisyah. Aisyah memberinya tiga butir kurma. Si perempuan memberikan satu butir kurma kepada masing-masing anaknya dan menyisakan satu butir kurma untuk dirinya sendiri. Anak-anak memakan dua butir kurma. Keduanya memandang ke arah ke arah ibu. Sang ibu mengambil kurma dan membelahnya menjadi dua, lalu memberikan separuh kurma kepada masing-masing anak. Nabi ﷺ datang lalu Aisyah menceritakan kepada beliau apa yang terjadi. Beliau bersabda, "Apa yang membuatmu heran dari kejadian itu? Sungguh Allah telah menyayangi si perempuan, karena kasih sayangnya kepada anak-anaknya." (HR. Bukhari)
Dan apabila Nabi ﷺ melihat seorang anak menghadapi sakratul maut dan nyawa hendak dicabut dari tubuhnya, air mata bercucuran dari kedua mata beliau karena sedih dan sayang kepada si anak, serta untuk mengajarkan kepada umat sikap lembut dan kasih sayang.
Diriwayatkan dari Usamah bin Zaid, ia berkata, "Putri Nabi ﷺ mengirim utusan kepada ayahnya (untuk menyampaikan), 'Bahwasanya anakku tengah menghadapi sakratul maut, maka saksikanlah kami.' Lalu Nabi ﷺ mengirim utusan, beliau mengirim salam kepadanya dan berpesan, "Sesungguhnya milik Allahlah apa yang Dia ambil dan Dia berikan. Segala sesuatu yang ada di sisi-Nya memiliki ajal tertentu. Karena hendaklah ia bersabar dan mengharapkan pahala."
Si anak perempuan kembali mengirim utusan, ia bersumpah agar beliau datang kepadanya. Beliau berangkat bersama Sa'ad bin Ubadah, Muadz bin Jabal, Ubay bin Ka'ab, Zaid bin Tsabit dan beberapa orang lagi. Si anak diangkat kepada Nabi ﷺ. Beliau mendudukannya di pangkuannya dan badannya pun bergetar, maka kedua mata beliau berlinangan air mata. Sa'ad berkata, "Wahai Rasulullah, apa artinya ini?" Beliau bersabda, "Ini adalah kasih sayang yang Allah ciptakan di hati hamba-hamba-Nya, sesungguhnya Allah mengasihi hamba-Nya yang penuh kasih." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hiburan yang diberikan Rasulullah ﷺ kepada saudara laki-laki Anas, ketika beliau bersabda kepadanya untuk mencandai dan menghiburnya, "Wahai Abu Umair, apa yang dilakukan Nughair (burung kecil)?
Riwayat ini adalah sejumlah kecil tauladan dari akhlak Rasulullah ﷺ. Seyogyanya setiap muslim meneladani perbuatan, pergaulan dan setiap sisi kehidupan beliau.
Sumber: Kitab Al-Hadyu An-Nabawi fi Tarbiyah Al-Aulad fi Dhau' Al-Kitab wa Sunnah - Panduan Lengkap Tarbiyatul Aulad, Dr. Sa'id bin Ali bin Wahf Al-Qahthani, Penerbit Zam Zam hal. 152-153